Tentu Anda harus tahu bahwa umroh dan haji merupakan salah satu serangkaian aturan penting dalam islam yang memiliki keistimewaan yang khas dan juga perbedaan yang sangat banyak dengan beragam ibadah lainnya. Ada beberapa jenis umroh salah satunya yaitu Umroh Mufradah. Umroh dan haji bukan sebuah ibadah yang dilakukan secara individual semata, melainkan dilakukan dalam kumpulan masyarakat muslim yang sangat banyak dan besar.
Betapa pentingnya ibadah ini dilihat dari batas dimana jenis makanan, baju, minuman hingga cara bicara sangat berpengaruh. Umroh menurut bahasa artinya ziarah, sedangkan menurut istilah fiqh artinya berziarah ke Ka’bah dengan adab-adab yang telah ditentukan.
1. Ihram.
2. Thawaf.
3. Shalat Thawaf.
4. Sa’I atau berjalan sebanyak 7 kali
5. Tahallul
6. Thawaf Nisa.
7. Shalat Thawaf Nisa.
Waktu Pelaksanaan
Perlu Anda ketahui bahwa jenis umroh yang satu ini, tidak mempunyai waktu tertentu dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, umroh ini dapat dilakukan sepanjang tahun. Namun, jika jarak antara dua umroh kurang dari satu bulan, maka menurut hukum ihtiyat dianjurkan untuk menunaikan umroh mufradah pada giliran kedua, dengan berharap Ridha dan pahala dari Allah SWT.
Tempat Pelaksanaan Amalan
1. Ihram, pelaksanaannya dilakukan di tempat yang paling dekat dengan kawasan haram. Bisa juga di salah satu miqat haji yang sudah ditentukan.
2. Thawaf atau mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Thawaf ini dilakukan di dalam Masjidil Haram.
3. Shalat Thawaf, dilaksanakan dalam Masjidil Haram, tepat di belakang makam Nabi Ibrahim as.
4. Sa’i atau berjalan sebanyak tujuh kali dari Bukit Safa ke Bukit Marwah.
5. Tahallul, yaitu mencukur rambut atau memotong rambut
6. Thawaf Nisa, dilaksanakan di Masjidil Haram.
7. Shalat Thawaf Nisa dilaksanakan juga di Masjidil Haram, tepat di belakang makam Nabi Ibrahim as.
Berkaitan dengan ibadah umroh ini anak-anak dibagi menjadi dua bagian, antara lain: anak-anak mumayyiz dan juga anak-anak ghairu mumayyiz.
1. Anak mumayyiz yaitu anak yang sudah memahami dan mengetahui baik dan buruk sesuatu, selain itu dia juga dapat melakukan berbagai amalan umroh Mufradah dengan benar.
2. Anak ghairu mumayyiz yaitu anak yang belum bisa membedakan baik dan buruk sesuatu serta belum bisa melakukan amalan umroh dengan baik.
Adapun seorang anak yang telah mumayyiz, maka diwajibkan bagi dirinya untuk melakukan ihram dan amalan-amalan lainnya secara sendiri.
Sedangkan, bagi anak-anak yang belum mumayyiz dapat melakukan sebagai berikut:
1. Ihram, jika sang anak bisa membaca talbiyah dengan baik, maka diwajibkan bagi dia untuk membacanya sendiri. Namun, jika tidak bisa maka ayah atau pemandunya dapat membantunya dengan cara mendikte. Setelah itu, jika hal tersebut masih belum bisa ia lakukan, maka pemandu atau ayahnya bisa membacakan talbiyah dengan niat mewakili kewajiban talbiyah sang anak yang belum mencapai tingkat mumayyiz.
2. Thawaf, ketika melaksanakan thawaf, bagi anak yang belum mumayyiz diharuskan untuk berthawaf sendiri jika mampu, sedangkan bagi yang tidak mampu dapat meminta gendong kepada seseorang yang menjadi muhrimnya untuk bisa mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
3. Shalat thawaf, jika anak belum mumayyiz masih mampu melaksanakan shalat thawaf sendiri, maka suruhlah dia untuk melaksanakannya. Namun, jika dia tidak mampu, maka ayah dan pemandunya dapat menunaikan shalat thawaf tersebut sebagai wakil dari sang anak.
4. Sa’i atau berjalan sebanyak 7 kali dari bukit Safa ke bukit Marwah dapat Anda lakukan secara individual jika mampu, dan dapat juga diwakili oleh ayah atau wali untuk mewakili dalam pelaksanaan sa’i.
5. Tahallul, yaitu mencukur rambut atau kuku dengan cara dipendekkan dan dipotong setelah melakukan sa’i.